Cerita-Cerita Menakjubkan Bani Israil

BELI DI TOKOPEDIA

BELI DI SHOPEE

DATA BUKU

SINOPSIS

Al-Quran dan hadis banyak sekali memuat kisah umat-umat terdahulu yang tujuannya adalah menjadi ibrah atau pelajaran bagi kita. Pelajaran yang baik untuk kita ikuti dan teladani, serta pelajaran buruk untuk kita jauhi dan tinggalkan. Seperti dikatakan Allah dalam al-Quran, “Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat ibrah (pelajaran) bagi orang-orang yang berakal sehat.” (QS Yusuf [12]: 111)

Di antara kisah yang tak sedikit dituturkan itu adalah tentang Bani Israil. Hal ini wajar karena ketika Nabi Muhammad dan kaum Muslim hijrah ke Madinah, mereka bertemu dengan kaum Yahudi yang merupakan keturunan Bani Israil pada masa lalu. Sebagian kisah itu bahkan berasal dari mereka yang tak jarang harus ditanyakan kepada Rasulullah untuk dipastikan kebenarannya. Beliau sendiri berpesan bahwa kita tak boleh menganggap benar sepenuhnya kisah dari mereka, dan tak boleh juga menganggapnya salah semua.

Buku ini adalah kumpulan kisah-kisah tentang Bani Israil yang telah diseleksi baik dari segi status riwayatnya maupun materinya. Sebagian kisah di dalamnya sangat unik dan ajaib. Namun, bukan itu yang menjadi intinya, melainkan nilai-nilai atau pesan-pesan moral di dalamnya. Misalnya, tentang binatang yang bisa bicara layaknya manusia, orang-orang saleh yang diberi karamah oleh Allah, amal-amal kecil berpahala besar, besarnya rahmat dan kasih sayang Allah, hingga interaksi manusia dengan alam gaib. Sebuah buku yang tak hanya menghibur, tetapi juga mengukuhkan iman dan akhlak baik kita.

***

“Sampaikan kisah-kisah Bani Israil, tak apa-apa, karena di dalamnya banyak yang menakjubkan.”

—Nabi Muhammad (HR Ahmad dan ad-Daruquthni)

PENULIS

Sa‘id bin Muhammad as-Sannari. Penulis kelahiran Kairo, Mesir. Produktif sekali menulis buku-buku keislaman dan menahkik kitab-kitab klasik Islam. Buku-bukunya banyak mengangkat kisah-kisah inspiratif dari khazanah klasik Islam dan sumber-sumber kontemporer. Di antara karyanya: Qashshah wa Akhbâr Man Râwadathu Imra’ah ‘an Nafsihi fa Aba wa Ista‘sham, Asyhur as-Saffâhîn fi at-Târîkh, Zhawâhir Gharîbah wa Alghâz ‘Ajîbah, Aghrab al-Jarâ’im al-‘Alamiyah al-Ghâmidhah, dan Masyâhir an-Nisâ’ al-‘Uzzâb.