Mengatasi Stres pada Kaum Remaja

Cetak

Resensi buku Panduan Mengatasi Stres Bagi Remaja karya Nicola Morgan

Koran Jakarta | Jumat, 22 Mei 2015 | Noval Maliki

 

Ujian Nasional (UN) telah dihadapi para siswa yang berada di kelas IX dan XII. Meski bukan lagi menjadi parameter kelulusan sekolah, UN dapat dipastikan memiliki dampak tersendiri bagi psikis sebagian siswa. Salah satu efek laten adalah stres.

Kendati merupakan gejala umum yang dapat menghinggapi setiap orang, stres remaja tetap rentan karena  fase ini merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Akan tetapi, stres pada remaja bukan lagi sebuah momok yang tidak dapat diatasi.

Buku Panduan Mengatasi Stres Bagi Remaja menawarkan teknik bagi para remaja dalam mengatasi stres sekaligus mengenali gejalanya sedini sehingga tidak berkembang menjadi sulit diatasi. Ditulis oleh Nicola Morgan, seorang pembicara internasional untuk masalah-masalah remaja.

Terkadang gejala stres dapat terlihat secara jelas seperti gelisah, mudah panik, selalu khawatir, dan sulit  tidur. Bisa juga  sulit berkonsentrasi karena selalu resah memikirkan sesuatu. Penyebabnya bisa berbagai macam, namun secara garis besar karena  pentas kehidupan dan keadaan otak (halaman 12).

Beberapa penyebab stres  remaja dalam pentas kehidupan, selain ujian nasional, juga  pengetahuan yang bertambah luas mengenai dunia, tapi tidak mampu menempatkan sesuatu dalam perspektif   orang dewasa. Sebab lain bisa juga karena tekanan untuk menarik perhatian teman-teman sebaya, menginginkan kesempurnaan, kesuksesan seperti idola, dan takut masa depan (halaman 20-22).

Sedangkan stres yang berkaitan dengan keadaan otak remaja antara lain  kesulitan  mengendalikan emosi. Sebab lain  mengambil risiko  buruk  yang melibatkan teman atau kelompok. Kemudian  merasa sangat malu. Padahal  menurut orang dewasa itu tidak terlalu memalukan.

Emosi yang kuat dan selalu berubah  biasa selama masa remaja. Perubahan suasana hati  bisa sangat dramatis dan sering  di luar kendali. Keadaan ini dapat membuat para remaja  tidak enak dengan diri sendiri dan menimbulkan ketakukan akan selalu seperti itu  (halaman 150).

Banyak  yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres kecil maupun besar. Misalnya minum segelas air putih, makan kue,  menyetel musik keras, meditasi, atau latihan konsentrasi selama beberapa menit. Atau bisa juga dengan  berjalan-jalanlah, berbaring di rumput, membaca, menulis pesan  positif untuk teman, atau  mengisi teka-teki silang (halaman 238).

Untuk manfaat yang lebih besar dalam menangani stres, sediakan waktu selama tiga puluh menit setiap hari untuk melakukan segala sesuatu hanya bagi diri sendiri.  Contoh,  pergi ke kafe, berendam, membaca buku menyenangkan, dan nonton  film.

Berolah raga atau latihan fisik juga merupakan strategi  sangat baik dan dianjurkan untuk mengatasi stres. Selain menyehatkan jantung dan paru-paru, manfaat  lain olah raga menghasilkan zat kimia  endorfin atau  kegembiraan. Endorfin  dihasilkan  tubuh untuk  meredakan sakit fisik maupun jiwa.
Buku ini sebagai  panduan komprehensif yang menghadirkan solusi-solusi   beragam permasalahan  remaja. Buku juga sekaligus menyajikan cara  mengendalikan mental mereka. Bacaan tersebut baik bila dimiliki para pendidik atau orangtua yang selalu berinteraksi  dengan para (siswa) remaja.