Mata Ganda Samurai Pengasih

Cetak

Resensi Buku The Compassionate Samurai (Brian Klemmer)

Ruang Baca | Edisi 64, Agustus 2009 | Dian R. Basuki*

 

 

Apabila Anda diminta untuk memilih, manakah di antara kedua hal ini yang Anda pilih: kekayaan tanpa spiritualitas atau kemiskinan dan kerendahan hati yang diperkaya dengan nilai ilahiah.

Hati yang resah dan pikiran yang kalut sangat mungkin terperangkap di antara dua pilihan itu. Padahal, kita tak harus membuat pilihan, atau kita keluar dari perangkap itu dan membuat pilihan ketiga: memiliki keduanya--menjadi kaya (material) sekaligus spiritual, memiliki harta sekaligus murah hati.

Tapi, apakah itu mungkin?

Perihal dua jenis manusia, mengapa ada yang baik dan penuh perhatian tapi tak mampu mewujudkan apa pun; mengapa ada pula yang dapat mewujudkan segala sesuatu, namun acapkali mereka itu egosentris, tamak, dan tak berperasaan? Samurai Pengasih adalah perpaduan kedua jenis manusia tersebut, yang tegas, efektif, terhormat, dan baik budi.

Tapi, apakah itu mungkin?

Klemmer, lewat karyanya yang terus terang ini, memperlihatkan bahwa jawaban atas kedua pertanyaan itu positif: sangat mungkin. Yakni, jikalau kita mengikuti jalan Samurai Pengasih. Namun, siapakah samurai ini? Bukankah di dalam penamaan ini terkesan menyimpan kontradiksi?

Samurai, anggota kasta ksatria Jepang, sangat ditakuti dan dihormati pada masanya, menganut dengan amat ketat nilai-nilai bushido yang mengutamakan keberanian, kehormatan, dan kesetiaan pribadi. Secara harfiah, bushido memiliki makna "jalan ksatria". Lantaran itu, konsep "samurai pengasih" seolah mengandung pertentangan, tapi sesungguhnya kata samurai mempunyai arti "melayani".

Klemmer, meminjam pengertian itu, menggunakan istilah samurai pengasih untuk menunjuk seseorang yang memiliki nilai-nilai kuat, yang dapat mewujudkan apa pun sekaligus mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani. Nilai-nilai itu mencakup sepuluh yang menjadi pedoman hidup samurai pengasih: komitmen, tanggung jawab pribadi, kontribusi, fokus, kejujuran, kehormatan, kepercayaan, kelimpahan, keberanian, dan pengetahuan.

Di sepanjang buku ini, Klemmer menguraikan dengan jelas sepuluh nilai itu--nilai-nilai yang sudah sering kita dengar tetapi terbukti alangkah tidak mudah memeluknya dengan teguh. Klemmer berikhtiar menunjukkan bahwa keseimbangan antara sikap ksatria dan rasa kasih merupakan perpaduan paling sempurna yang menyatukan nikmatnya kesuksesan lahiriah dengan rasa integritas dan kedamaian. Kuncinya adalah karakter. Kesenangan barangkali bisa membangun momentum, kata Klemmer, tetapi hanya karakterlah yang tetap abadi.

Ada perbedaan yang nyaris tajam antara kualitas seorang samurai pengasih dan kualitas orang kerumunan. Samurai pengasih memberi tanpa memikirkan pamrih pribadi; orang biasa memberi kalau ada untungnya buat mereka, dan pemberian tersebut tidak terlalu besar. Dalam kupasannya, Klemmer senantiasa mengajukan tanya yang mengusik. Tapi ia juga menunjukkan konsekuensi positif dan negatif, serta kekuatan dan kelemahan, atas pilihan-pilihan karakter yang dianut seseorang.

Ketika seseorang memilih menjadi "korban", ia akan terbebas dari keharusan mengambil tindakan, tidak perlu mengambil keputusan yang berat, dan orang-orang merasa kasihan dan bersimpati pada Anda. Sebagai bagian dari kerumunan, kata Klemmer, manusia senang menjadi korban karena "keuntungan-keuntungan" tersebut.

Tentu saja, itu sejenis keuntungan yang negatif (lantaran itu memakai tanda kutip). Jalan samurai pengasih menebarkan keuntungan yang sejati. Tentang kejujuran, umpamanya. Kejujuran memang bagaikan pedang, bermata dua-dapat memotong, tapi dapat pula memperbaiki (melukai dulu, untuk kemudian menyembuhkan). Keuntungan itu, di antaranya, ketika saya jujur dengan apa yang sedang saya lakukan dalam diri saya, orang lain juga mulai menjadi lebih jujur.

Dengan sepuluh karakter yang luar biasa itu, apakah samurai pengasih hanya dongeng Klemmer belaka? Ia membukakan mata kita dengan menunjukkan keunggulan dan kelemahan bila mengikuti jalan samurai pengasih dan bila tidak; bahwa itu bukan dongeng semata. Ia menyebut Nelson Mandela sebagai contoh luar biasa samurai pengasih yang rela melewatkan 27 tahun hidupnya dalam penjara di Afrika Selatan untuk membebaskan bangsa dan negerinya dari cengkeraman rezim apartheid.

Bagaimana dengan kita, setidaknya saya, orang biasa yang ingin mengisi hidup dengan sesuatu yang luar biasa, sekurang-kurangnya bagi orang-orang sekitar?

Klemmer memandu kita mengasah karakter dengan menanamkan sepuluh nilai samurai pengasih tadi melewati latihan-latihan hari ke hari. Ini bagian yang tidak mudah, sebab ketika berlatih pun kita diminta berkomitmen pada latihan itu sendiri: bersikap jujur, selalu fokus, dan seterusnya.

Salah satu praktek konkret nilai "komitmen" yang dianut para samurai pengasih ialah selalu tepat waktu setiap saat bagi siapa pun: alangkah tidak mudahnya melakukan hal yang kedengarannya sederhana ini. Kita, setidaknya saya, sering terlambat, bahkan malah menganggap lumrah dan manusiawi bila terlambat lima menit untuk suatu acara. Tentu, dengan alasan ini atau itu, atau tanpa alasan sama sekali.

Klemmer mencontohkan pengalaman pahitnya, namun sangat bernilai, ketika ia nyaris mendapat proyek besar namun batal lantaran ia terlambat lima menit untuk menelepon calon kliennya itu. "Jika Anda tidak bisa menghargai waktu Anda sendiri, bagaimana saya bisa percaya menitipkan uang saya kepada Anda?" ujar orang di seberang sana. Dan klik, telepon diputus.

Sebuah keterlambatan lima menit yang melenyapkan kesuksesan besar. Namun, niscaya tak ada kata terlambat buat kita mempelajari kembali nilai-nilai yang dianut samurai pengasih ini melalui karya Klemmer yang mencerahkan ini.

* Dian R. Basuki, pembaca buku

________________________________________________ 

DATA BUKU

Judul                : The Compassionate Samurai
Penulis            : Brian Klemmer
Penerjemah     : Th. Dewi Wulansari
Editor              : Indi Aunullah
Genre              : Motivasi/Self-help
Ukuran             : 15 x 23 cm, plus flaps 8 cm
Cetakan           : I, Juni 2009
Tebal               : 250 halaman
Penerbit           : Gemilang
ISBN                 : 978-979-19974-0-9
Harga              : Rp. 49.000,-