![]() Tampilkan Gambar Lebih Besar |
Manajemen Konflik Berbasis Sekolah |
|
Harga:
Rp 52.500,00
|
||
Klik disini jika ada yg ingin ditanyakan | ||
DATA BUKU Judul: Manajemen Konflik Berbasis Sekolah Penulis: Rizal Panggabean, dkk. Editor: Aisyah Proofreader: Alfiyan Rahendra Desain sampul: Ujang Prayana Tata letak: Alesya E. Susanti dan Priyanto Genre: Pendidikan Penerbit: Alvabet Cetakan: I, Mei 2015 Ukuran: 15 cm x 23 cm Tebal: 212 halaman ISBN: 978-602-9193-60-2 Harga: Rp. 52.500,-
SINOPSIS
Tak bisa dimungkiri, konflik bisa muncul di mana saja termasuk di lingkungan sekolah. Konflik bisa terjadi karena urusan pribadi maupun urusan bersama, antar-individu atau antar-kelompok, antara guru dan siswa, guru dan kepala sekolah, bahkan antara para guru dan manajemen sekolah. Lantas bagaimana semua ini seharusnya diatasi?
Penanganan konflik adalah dengan mengelolanya secara benar, bukan menghilangkannya sama sekali. Mengapa konflik perlu dikelola secara benar, siapa yang melakukannya, dan bagaimana caranya? Buku Manajemen Konflik Berbasis Sekolah ini memaparkannya dengan lugas dan bernas. Pembaca akan diajak memahami apa itu konflik dan manajemen konflik, bagaimana melakukan penaksiran konflik, sampai hal-hal praktis seperti bagaimana membina kelas dan sekolah yang damai, melakukan mediasi sejawat, bahkan mengatasi perundungan (bullying) yang kerap terjadi di lingkungan sekolah.
Pengelolaan konflik secara benar di sekolah tidak saja akan menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk kegiatan belajar-mengajar, tetapi juga mendewasakan setiap individu untuk dapat menerima perbedaan sebagai rahmat dan pembelajaran, bukan masalah dan sumber pertentangan.
***
“... Buku MKBS ini merupakan respons langsung Sekolah Sukma Bangsa terhadap kondisi kekerasan di Aceh, terutama di lingkungan pendidikan, pasca-gempa, tsunami dan konflik.”
—Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A., Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
“Buku ini berisi pengalaman yang sangat berharga dari para praktisi pendidikan. Perlu dibaca oleh para guru, para pengambil kebijakan pendidikan, bahkan bagi para peneliti.”
—Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed., pakar pendidikan
“Melalui buku ini, kita bisa melihat bagaimana perjuangan Yayasan Sukma mengembalikan keceriaan anak-anak korban tsunami Aceh. Pengalaman membangun dan mengembangkan Sekolah Sukma Bangsa yang terceritakan dalam buku ini memberikan inspirasi yang sangat berharga bahwa pendidikan untuk generasi emas bangsa ini tidak boleh hilang diterjang tsunami.”
—Andy F. Noya, presenter Kick Andy Show
PENULIS
Rizal Panggabean mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional dan di Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik— keduanya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Selain mengajar, dia menjadi fasilitator di bidang resolusi konflik, operasi perdamaian, dan pemolisian. Karya tulisnya antara lain “Democratisation, Peace Processes and Security Sector Governance in Indonesia: The Case of Aceh” dalam Peacebuilding and Security Sector Governance in Asia ed. Yuji Uesugi. LIT Verlag, 2014; “The Disengagement of Jihadis in Poso, Indonesia” Asian Survey, Vol. 53, Number 4, 2013 (bersama Julie Chernov Hwang, dan Ihsan Ali Fauzi); dan “Explaining Anti-Chinese Violence in 20th Century Indonesia.” World Development Vol. 39 Issue 2, February 2011 (bersama Benjamin Smith). Sejak 2005, dia adalah relawan pendidikan di Aceh dan kemudian di Sekolah Sukma Bangsa.
Ahmad Baedowi lahir di Bekasi pada 10 Oktober 1964. Sarjana dari Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1990) ini menyelesaikan program Master of Education (M.Ed) pada School of Leadership Education, George Mason University, Virginia, Amerika Serikat, pada 2003. Sejak 2008 ia juga menjadi penanggung jawab rubrik pendidikan pada harian nasional Media Indonesia. Kolomnya, Calak Edu, setiap hari Senin di media tersebut menggambarkan betapa ia sangat concern terhadap dunia pendidikan.
Pria yang sejak 2006 menjabat Direktur Pendidikan Yayasan Sukma, Media Group, Jakarta, ini terlibat pula dalam beberapa riset tentang radikalisme di lingkungan guru agama dan siswa sekolah menengah umum bersama Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP), dan Yayasan Paramadina, Jakarta. Selain menjadi Dewan Redaksi Penerbit Pustaka Alvabet sejak 2004, ia juga tergabung dalam Institute for Peace and Islamic Studies, Jakarta sejak 2010. Di sela berbagai kesibukannya, ia menyempatkan diri mengajar mata kuliah Manajemen Kurikulum dan Efektivitas Manajemen Sekolah pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Victor Yasadhana adalah Direktur Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Aceh sejak 2007. Lahir di Glenmore, Banyuwangi pada 15 Maret 1973, ia menghabiskan hampir seluruh masa studinya di Yogyakarta. Alumnus Jurusan Ilmu Administrasi Negara/Manajemen Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini sebelumnya bekerja sebagai asisten peneliti di Pasca Sarjana Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Persinggungannya dengan dunia pendidikan di Aceh dimulai saat dirinya bergabung dengan Pendidikan Untuk Aceh dan Sumatra (PUAS), sebuah program pendidikan pasca-bencana bagi anak-anak Aceh dan Sumatra, tepat sebulan setelah tsunami melanda Aceh pada 2004. Peminat studi kebijakan publik terutama di bidang pendidikan, manajemen pendidikan, dan filsafat pendidikan ini menganggap pemikiran Paolo Freire, Ivan Illich dan Peter Senge adalah beberapa pemikiran yang membuatnya semakin berminat mempelajari bidang pendidikan dan manajemen pendidikan. Sejumlah tulisannya pun pernah dimuat di beberapa media nasional seperti Kompas dan Media Indonesia. Baginya, bekerja di bidang pendidikan adalah sebuah proses belajar yang selalu menghadirkan tantangan sehingga penting menjaga dirinya sendiri untuk, mengutip Steve Jobs, “stay hungry, stay foolish”.
Sahlan Hanafiah adalah lulusan Program Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Lahir di Pidie, Aceh 24 Oktober 1977 dari orangtuanya yang berprofesi sebagai guru madrasah. Sejak mahasiswa ia aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan seperti Relawan Forum Peduli HAM, Relawan Pendidikan untuk Aceh dan Sumatra (PUAS) dan Relawan INSEP Jakarta untuk Program Aceh. Ia juga pernah membantu Sekolah Sukma Bangsa dalam membina hubungan sekolah dengan masyarakat. Saat ini, selain menjabat sebagai Ketua Jurusan Sosiologi Agama pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry (Januari 2014-sekarang), ia aktif di Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik UIN Ar-Raniry.
Titik Firawati adalah peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM sejak 2004. Konflik berbasis etnis di enam kota di Indonesia (Yogyakarta, Solo, Palu, Poso, Manado, dan Ambon), riset kerjasama Ford dan PSKP, dan deeskalasi konflik di Indonesia dengan studi kasus Maluku Utara dan Maluku, kerjasama Bank Dunia dan PSKP, merupakan beberapa contoh penelitian yang pernah dia bantu. Sehari-hari dia mengajar di Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik UGM dan Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UGM. Tak terhitung pengalamannya sebagai fasilitator di berbagai pelatihan guru, baik yang diselenggarakan di dalam maupun di luar Yogyakarta. Di antaranya, pelatihan tentang pembelajaran aktif, konflik dan kekerasan di lingkungan sekolah, manajemen konflik berbasis sekolah (MKBS), dan bina damai. Peserta pelatihan terdiri dari guru-guru sekolah swasta dan negeri, hingga para guru yang bertugas di daerah pasca-konflik dan bencana alam seperti Aceh dan Yogyakarta. |
||
|
||
You are here