![]() Tampilkan Gambar Lebih Besar |
Manajemen Sekolah Efektif |
|
Harga:
Rp 110.000,00
|
||
Klik disini jika ada yg ingin ditanyakan | ||
DATA BUKU Judul: Manajemen Sekolah Efektif Penulis: Ahmad Baedowi, dkk. Editor: Aisyah Proofreader: Aisyah Desain sampul: Tigadjamboe Tata letak: Dadang KusmanaGenre: Pendidikan Penerbit: Alvabet Cetakan: I, Mei 2015 Ukuran: 15 cm x 23 cm Tebal: 518 halaman ISBN: 978-602-9193-59-6 Harga: Rp. 110.000,-
SINOPSIS
Sekolah Sukma Bangsa (SSB) yang dibangun untuk anak-anak korban bencana tsunami 2004 di Aceh merupakan salah satu wujud sumbangsih anak bangsa untuk saudara-saudara mereka yang terkena bencana. Dengan visi dan misi yang jelas dan terukur sedari awal, Sekolah Sukma Bangsa tumbuh menjadi sekolah bermutu yang perlahan namun pasti menjelma menjadi sekolah yang membentuk sikap-budaya nilai-nilai luhur.
Buku Manajemen Sekolah Efektif ini merangkum bukan saja konsep-konsep dan teori dalam mengelola sekolah secara efektif, tetapi juga beragam pengalaman terbaik (best practice) Sekolah Sukma Bangsa dalam melaksanakannya. Sederet hal penting dibahas di sini, mulai dari strategi menciptakan visi, misi dan budaya sekolah, membangun sistem dan tim kerja, supervisi sekolah, hingga evaluasi manajemen dalam pengelolaan sekolah yang efektif. Cuplikan-cuplikan kisah pengalaman Sekolah Sukma Bangsa dan berbagai contoh formulir atau proposal serta dokumen penting statuta sekolah yang dilampirkan di bagian akhir membuat buku ini menjadi penting bagi siapa saja yang peduli pada mutu pendidikan secara umum di negeri ini.
***
“Ketika persoalan-persoalan manajerial sekolah berdasarkan pengalaman Sekolah Sukma Bangsa ditulis menjadi manajemen sekolah efektif, tentu kita berharap akan ada banyak lesson learn tentang seni mengelola sekolah secara baik dan benar.”
—Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A., Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
“Buku ini berisi pengalaman yang sangat berharga dari para praktisi pendidikan. Perlu dibaca oleh para guru, para pengambil kebijakan pendidikan, bahkan bagi para peneliti.”
—Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed., pakar pendidikan
“Melalui buku ini, kita bisa melihat bagaimana perjuangan Yayasan Sukma mengembalikan keceriaan anak-anak korban tsunami Aceh. Pengalaman membangun dan mengembangkan Sekolah Sukma Bangsa yang terceritakan dalam buku ini memberikan inspirasi yang sangat berharga bahwa pendidikan untuk generasi emas bangsa ini tidak boleh hilang diterjang tsunami.”
—Andy F. Noya, presenter Kick Andy Show
PENULIS
Ahmad Baedowi lahir di Bekasi pada 10 Oktober 1964. Sarjana dari Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1990) ini menyelesaikan program Master of Education (M.Ed) pada School of Leadership Education, George Mason University, Virginia, Amerika Serikat, pada 2003. Sejak 2008 ia juga menjadi penanggung jawab rubrik pendidikan pada harian nasional Media Indonesia. Kolomnya, Calak Edu, setiap hari Senin di media tersebut menggambarkan betapa ia sangat concern terhadap dunia pendidikan.
Pria yang sejak 2006 menjabat Direktur Pendidikan Yayasan Sukma, Media Group, Jakarta, ini terlibat pula dalam beberapa riset tentang radikalisme di lingkungan guru agama dan siswa sekolah menengah umum bersama Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP), dan Yayasan Paramadina, Jakarta. Selain menjadi Dewan Redaksi Penerbit Pustaka Alvabet sejak 2004, ia juga tergabung dalam Institute for Peace and Islamic Studies, Jakarta sejak 2010. Di sela berbagai kesibukannya, ia menyempatkan diri mengajar mata kuliah Manajemen Kurikulum dan Efektivitas Manajemen Sekolah pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Victor Yasadhana adalah Direktur Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Aceh sejak 2007. Lahir di Glenmore, Banyuwangi pada 15 Maret 1973, ia menghabiskan hampir seluruh masa studinya di Yogyakarta. Alumnus Jurusan Ilmu Administrasi Negara/Manajemen Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini sebelumnya bekerja sebagai asisten peneliti di Pasca Sarjana Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Persinggungannya dengan dunia pendidikan di Aceh dimulai saat dirinya bergabung dengan Pendidikan Untuk Aceh dan Sumatra (PUAS), sebuah program pendidikan pasca-bencana bagi anak-anak Aceh dan Sumatra, tepat sebulan setelah tsunami melanda Aceh pada 2004. Peminat studi kebijakan publik terutama di bidang pendidikan, manajemen pendidikan, dan filsafat pendidikan ini menganggap pemikiran Paolo Freire, Ivan Illich dan Peter Senge adalah beberapa pemikiran yang membuatnya semakin berminat mempelajari bidang pendidikan dan manajemen pendidikan. Sejumlah tulisannya pun pernah dimuat di beberapa media nasional seperti Kompas dan Media Indonesia. Baginya, bekerja di bidang pendidikan adalah sebuah proses belajar yang selalu menghadirkan tantangan sehingga penting menjaga dirinya sendiri untuk, mengutip Steve Jobs, “stay hungry, stay foolish”.
Khairil Azhar menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Skripsinya diterbitkan dalam Studia Islamika, Volume 7, Number 2, 2000 dengan judul “The Relation between State and Religion in Indonesia in Tan Malaka’s Political Thought.” Selain berprofesi sebagai pendidik, dia pernah menerjemahkan beberapa buku sastra dan giat menulis di media massa nasional, terutama di The Jakarta Post. Buku-buku yang pernah diterjemahkan di antaranya I Saw Ramallah (Alvabet, 2005), Souad: Burned Alive (Pustaka Alvabet, 2006), The Attack (Pustaka Alvabet, 2007), dan A Boy From Makkah (Pustaka Imania-Mizan, 2009). Pernah bekerja di Lazuardi Global Islamic School dan Fajar Hidayah Integrated Islamic School, kini dia menjabat Direktur Sekolah Sukma Bangsa Lhoksemawe. Alamat email: besoreal@gmail.com.
Sarlivanti memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia pada ta hun 2004 dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Pada 2013 ia menempuh program magister (S2) di jurusan Pendidikan IPA Unsyiah. Perempuan kelahiran Panton Labu 25 Mei 1981 ini sudah menjadi guru di Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe sejak diba ngunnya sekolah tersebut tahun 2006. Pada tahun 2007 ia menjadi Kepala Sekolah SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe di usianya yang menginjak 26 tahun. Pada tahun 2010, ia mewakili Provinsi Aceh ke Tingkat Nasional pada Lomba Kepala Sekolah Berprestasi. Selain menjadi narasumber Seminar Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Laboratorium di Lhokseumawe, ia juga pernah menjadi trainer Sekolah Sehat Sosro di Mempawah Kalimantan Barat.
Sansrisna lahir di Curup pada 30 Agustus 1968 dan merupakan putri pasangan Mayor Purn. Amwat Dahasim dan Helmawati.Alumnus Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya program studi Ilmu Ekonomi ini saat kuliah pernah menjadi utusan Provinsi Bengkulu di ajang pertukaran pemuda Indonesia-Canada (Canada World Youth). Mengajar sudah dilakoninya sejak masih di bangku kuliah. Pada 2006 ia bergabung dengan Sekolah Sukma Bangsa dan pada 2012 meraih penghargaan Kepala Sekolah Berprestasi Kabupaten Pidie. Prestasinya yang lain adalah meraih peringkat kedua Penulis Artikel Pendidikan yang diterbitkan Media Indonesia tahun 2011. Jabatan terakhirnya sampai saat ini adalah Kepala SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe.
Satia P. Zen lahir di Jakarta, 26 November 1977, sudah merantau sejak berumur 16 tahun mulai dari Filipina dan Malaysia sebelum akhirnya menetap di Aceh pada tahun 2006. Setelah menamatkan kuliah S2 jurusan Psikologi di Universitas Kebangsaan Malaysia, dia aktif di dunia pendidikan sebagai guru dan Program Coordinator di Progam Internasional Sekolah Menengah Atas di Jakarta. Ia terlibat dalam Program Kerjasama Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta dengan Cambridge International Examination sebelum bergabung dengan Yayasan Sukma pada tahun 2006. Saat ini ia aktif sebagai Direktur Sekolah Sukma Bangsa Bireuen dan ibu dari satu orang putri. Beberapa artikelnya pernah muncul di Media Indonesia dan Serambi Indonesia yang bercerita tentang pengalamannya mengelola Sekolah Sukma Bangsa. |
||
|
||
You are here